Thursday, November 21, 2013



DEAR GOD
Dibuat Oleh : Dian Berdianti

“DOR!” kejut seorang wanita berambut sepunggung, bertubuh kurus, berparas cantik, dan bersenyum manis pada seorang laki-laki yang sedang duduk sambil mendengarkan musik di taman kampus.
Laki-laki itu terkejut dan menoleh ke belakang.
“Ck, Fikaa, kebiasaan banget deh…” ucap laki-laki itu kepada wanita yang mengejutkannya yang rupanya bernama Fika.
Fika malah tertawa kegirangan dan duduk disamping laki-laki itu.
“Ya gak papa dong Leo, aku kan emang iseng dari lahir Lee..” kilah Fika. Lalu dia tertawa.
“Kalo itu, aku juga tau!” Leo ikut tertawa sambil mengacak-acak rambut Fika dengan penuh kasih sayang.
“Eh, btw, Leo lagi dengerin apa?” tanya Fika sambil ngeliat ke arah ipod putih ke silver-silveran milik Leo.
“Dear God.” Jawab Leo singkat.
“Mau dengerin!” pinta Fika dan tanpa persetujuan Leo, Fika mengambil earphone sebelah kiri milik Leo dan Fika mulai menyanyi sambil menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Leo hanya tersenyum melihat tingkah childish gadisnya itu. Hanya dengan melihat semua tingkahnya saja sudah dapat membuat Leo tersenyum bahkan tertawa. Karena bagi Leo, Fika adalah gadis yang selalu dia inginkan untuk menjadi teman hidupnya. Tapi Leo tau, dia tidak boleh egois karena menikah dengan Fika sama saja dia ingin membunuh Fika.
“Fika, pulang yok.. Udah sore nih sayang.” Ajak Leo ketika lagu Dear God telah selesai dilantunkan.
“Ayo deh, aku juga udah capek banget hari ini.” Kata Fika yang tiba-tiba saja sudah merajai ipod Leo.
Leo bangkit berdiri dan berjalan duluan dengan Fika yang ada di belakangnya membuntuti Leo sambil mendengarkan musik. Leo tau kalau Fika yang sedang berada di belakangnya sekarang pasti sedang sibuk mengutak-atik ipodnya maka Leopun sengaja berhenti secara mendadak dan yap, Fika jatuh terjerembab.
“LEOOOOOOO!!!!” seru Fika.
Leo berbalik dan tersenyum manis pada Fika. Lalu berkata, “Apa Fik? Aku disinii, ngapain kamu teriak kenceng-kenceng?”
Fika bangkit berdiri dan membersihkan bajunya lalu dia mencubit pipi Leo sekuat tenaga.
“Ah! Fikaaaa sakkiiiittttt!!!” rintih Leo.
“Huh rasain tuh!  Makanya jangan suka iseng pantatku sakit tau!” protes Fika kepada Leo sedangkan Leo malah sibuk mengusap kedua pipinya yang baru saja dicubit oleh Fika.
Fikapun berjalan duluan ke motor Leo, mengambil helm yang tergantung di spion motor, dan berdiri di sebelah motor Leo dengan wajah ditekuk seribu lipatan.
“Hey, jangan ditekuk gitu mukanya. Jelek tau?” goda Leo.
Fika tetap diam tak merespon.
Tiba-tiba saja ide licik terlintas di otak Leo.
Dia memajukan wajahnya kearah Fika persis seperti hendak ingin mencium Fika, spontan Fika menutup kaca helmya dan itu membuat Leo tertawa terbahak-bahak.
“LLLLLLLLEEEEEOOOOOOOOO!!!” seru Fika sangkin gemesnya dengan tingkah pacarnya itu.
“Hahaha udah ah, ayo cepet naik.” Kata Leo yang sudah siap diatas motornya.
Fikapun naik ke atas motor Leo dan memeluk pinggang Leo. Leopun melajukan motornya.

Setengah jam kemudian, sampailah mereka  di rumah Fika. Lalu, Fika turun dari motor Leo.
“Makasih ya Le.” Ucap Fika.
“Yap, sama-sama… Sampai ketemu besok ya Fik.” kata Leo.
Fika mengangguk dan masuk ke dalam rumah. Leopun menjalankan motornya dan pulang.
   Malamnya Leo mengirim sms selamat tidur begini katanya:
Selamat malam masa depanku, semoga mimpi indah ya… Semoga tidur kamu malam ini nyenyak dan semoga malam ini semua rasa lelahmu sirna dan besok tenaga baru akan menggantikan rasa lelahmu. Jangan tidur terlalu malam ya cinta, nanti kamu sakit loh :* Good night my little angle.”
Senyum Fika mengembang. 1 pesan singkat dari Leo yang membuatnya melambung tinggi. Walaupun sudah hampir 4 tahun berpacaran, Leo masih rutin mengirimkan Fika pesan-pesan singkat seperti ini. Terkadang, Leo malah menelponnya hanya untuk mengucapkan selamat malam atau untuk menyanyikan beberapa lagu untuk Fika ketika Fika mengalami isomnia sampai Fika terlelap.
Sebelum berpacaran dengan Fika, Leo adalah seorang berandal dikampus. Semua orang takut padanya karena Leo tidak segan-segan untuk memukul siapapun yang berani mencari perkara dengannya. Sudah banyak korban  hasil emosi laki-laki itu. Semuanya  sangat takut padanya selain Fika. Fika bahkan tidak peduli dengan keberadaan Leo, dia lewat sesuka hatinya, berbicara sesuka hatinya, dan dia menganggap seperti Leo itu tak kasat mata. Sedangkan yang lain malah memilih menghindar ketika Leo ada dalam radius 1 meter dari mereka karena mereka takut dipukuli oleh Leo.
Leo melihat keberanian Fika dan langsung tertarik pada wanita ini. Dia berusaha sekuat tenaga agar Fika menanggapi setiap kata-katanya.  Tapi tak ada satupun dari ucapannya yang berhasil ditanggapi oleh Fika. Sampai suatu hari, Leo nekat untuk menembak Fika. Padahal sebelumnya dialah yang selalu ditembak oleh para wanita.
Saat itu, Fika sedang berjalan kearah parkiran ketika tiba-tiba Leo mencekal tangannya.
“Maaf, siapa ya?”tanya Fika dengan senyum yang manis dan wajah yang polos.
“Kamu gak tau aku?!”tanya Leo dengan suara kaget.
Fika masih mempertahankan senyum manisnya dan menggeleng.
Leo melihat cewek ajaib ini dengan bingung. Ternyata dia lewat dihadapannya begitu saja, ngomong dengan temannya sesuka hati, dan tidak takut dengannya itu bukan karena dia cuek tapi karena dia tidak mengenal Leo.
Tiba-tiba saja ada tangan yang terulur pada Leo.
“Aku Fika, kamu siapa?” tanya Fika polos.
“Leo.” Jawab Leo singkat.
“Oh, ada apa ya Leo?”
“Lo mau gak jadi cewek gue?” tembak Leo.
Fika tampak terkejut.
“Boleh aja.” Jawabnya singkat.
 Setelah berpacaran, Fikapun tau Leo bukanlah tipe laki-laki yang perfect yang  ada di TV maupun di novel. Tapi bagi Fika, Leo itu yang paling sepurna diantara laki-laki yang sepurna. Mengapa begitu? Itu karena dia mau belajar lepas dari rokok karena tau Fika tidak suka laki-laki perokok, dia mau belajar mengurangi waktunya untuk bermain PSP untuk belajar agar dipuji oleh Fika, dia mau belajar lebih care  karena dia tau gadisnya terkadang sangat manja, dan dia mau belajar tidak terlalu bergantung pada orangtua.
Dulu, Leo jauh dari kata “tipe Fika” tapi Leo yang sekarang adalah Leo yang diinginkan oleh Fika. Leo yang tipe Fika banget.

Hari ini, Fika bertemu lagi dengan Leo seperti hari-hari sebelumnya. Namun tak seperti biasanya, kali ini, Leo lah yang mencari Fika duluan dan kejadian ini sangatlah langka. Karen Leo tidak pernah mencari Fika duluan sebelumnya.
“Ada apa Le?” tanya Fika dengan senyuman manis.
“Aku mau ngomong sama kamu Fik, tapi gak disini. Ayo ikut aku.” Leo menarik tangan Fika ke parkiran tempat dia menembak Fika dulu.
“Ada apa sih Le?” tanya Fika lagi.
“Aku  mau kita putus.” Kata  Leo tegas dan dengan wajah sedingin es.
“Tapi, apa salahku? Hubungan kita baik-baik kok Le seingetku.” Tanya Fika dengan mata berkaca-kaca.
“Aku bosen sama kamu. Jadi mulai sekarang kita putus.” Kata Leo lalu dia membalikkan badan dan meninggalkan Fika disana berdiri terpaku dengan apa yang baru saja terjadi.

Perlahan namun pasti airmata membanjiri wajah cantik Fika. Dengan segera Fika berlari keluar kampus  dan mencari taxi yang kosong. Begitu menemukannya, Fika langsung memasuki taxi itu dan pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Fika membayar sejumlah uang yang tertera di argo lalu masuk ke dalam rumah.
“Dek, napa lo?” tegur kakaknya Fika, Fani.
Fika tidak memperdulikan Fani dan berlari masuk ke kamarnya yang berada dilantai dua lalu mengunci diri.
Fani yang melihat adiknya yang seperti itupun tidak ambil diam. Dia berjalan ke kamar adiknya. Sesampainya didepan kamar adiknya, Fani mengetuk pintunya pelan.
“Fika kamu kenapa sayang?” tanya Fani pelan.
Tak ada jawaban selain isak tangis.
Fanipun memberikan ruang untuk adiknya menenangkan pikiran terlebih dahulu.

Hari sudah menjelang malam tapi Fika tak kunjung keluar kamar.  Fani kembali mengetuk pintu kamar Fika tapi tidak ada jawaban sama sekali. Jadi, Fani beranggapan bahwa Fika sudah tidur. Keesokan harinya Fika juga tak kunjung keluar. Begitupula 2 hari setelah itu.
Entah kenapa tiba-tiba saja Fani teringat akan Leo. Maka Fanipun mengambil handphonenya dan menelpon Leo. Pada sambungan ketiga telponnyapun terangkat.
“Halo, Leo?”
“Halo..” bukan suara Leo yang terdengar malah suara seorang wanita.
“Maaf, apa benar ini nomor Leo?” tanya Fani sopan.
“Iya anda benar. Ini kak Fani kakaknya kak Fika ya?” tanya gadis itu.
“Iya maaf ini siapa ya?”
“Ini Leoni kak, adeknya kak Leo.” Jelasnya.
“Oh gitu,  Leonya ada?” cari Fani.
“Ada kak, tapi kak Leo udah gak bisa ngangkat telpon lagi.” Jawab Leoni smbil terisak.
“Loh kenapa gitu? Coba jelasin pelan-pelan.” Kata Fani menenangkan.
“Kak Leo udah meninggal kak, kanker. Besok pagi akan dimakamkan.” Jawab Leoni pelan.
Mendengar berita itu Fani langsung menyudahi pembicaraan di telpon dan berlari ke kamar adiknya.
“FIKA! BUKA PINTUNYA! INI PENTING! TENTANG LEO!” kata Fani heboh dan seketika pintu terbuka.
Wajah adiknya sangat pucat dan baju yang dikenakannya masih sama persis dengan yang dikenakannya 3 hari yang lalu.
“Fik, kamu yang sabar ya. Dengerin kakak, Fika harus tabah ya dek. Leo…..” Fani menggantungkan kalimatnya.
“Leo kenapa kak?” tanya Fika dengn suara serak.
“Leo  udah dipanggil Tuhan Fik.” kata Fani dengan nada menyesal.
Mendengar itu Fikapun jatuh terduduk dengan wajah shock.
“Fik, dengerin kakak, Fika harus kuat ya sayang. Sekarang Fika mandi, siap-siap, terus kakak anterin ke rumah Leo.” Seperti robot, Fika langsung menuruti perintah itu.

30 menit kemudian, Fika sudah terihat lebih segar dan kembali seperti Fika kecuali matanya yang terlihat sangat kosong.
Fika bermalam di rumah duka bersama keluarga Leo. Tatapannya benar-benar kosong seperti manusia tanpa roh.
“Kak, kak Fika?” panggil Leoni.
“Ya? Ada apa?” jawab Fika.
“Ini buat kakak. Titipan dari kak Leo.” Kata Leoni sambil menyarahkan sebuah kotak pink.
“Makasih ya.”
Fika pun membuka kotak itu isinya ada sebuah Ipod milik Leo dan sepucuk surat.
Fika membuka surat itu,isinya :



Hai Fikaku, pas kamu baca ini mungkin aku udah gak ada disamping kamu. Maafin aku ya. Aku bukannya mau ninggalin kamu atau putus sama kamu. Kamu harus tau kalau aku sayang kamu lebih dari aku sayang diri aku sendiri Fik. Aku mau yang terbaik buat kamu dan aku mau kamu bahagia.
Maafin aku kalau aku nyakitin kamu. Tapi kamu harus tau kalau aku gak mau ngeliat kamu nangis. So be happy for me Fik. Berbahagialah sayang, berbahagialah karena kamu pantas untuk itu.
Jangan bersedih karenaaku ya Fik sayang, jadilah permata yang bersinar terang seperti biasanya ya cinta.
Oh ya, kenapa aku kasih ipod ini buat kamu, itu karena ipod ini berisi tenntang kenangan kita. Setelah kamu nerima ipod ini, aku minta tolong cari folder yang namanya “buat Fika”. Be happy ya Fika sayang,aku bakal ada terus kok, aku selalu ada di hati kamu sayang.
I Love you Fika, I’ll always love you my future.

Namun ternyata sulit bagiku
Melewatkanmu pergi dari hatiku.
Selalu ingin dekat tubuhmu namun aku tak bisa
Melewatkanmu- Adera

From,
Leo



5 Tahun kemudian.
Seorang wanita berjalan menyusuri jalan sepi dan gelap itu. Sendiri, tak yang menemani selain heningnya malam, ipod, dan angin sepoi-sepoi yang membawa pergi harapan dan rasa yang dia miliki. Dengan perasaan kesepian yang teramat dalam. Biasanya dia tidak pernah sendiri, kemanapun kakinya melangkah pasti ada seseorang yang menemaninya. Tapi sekarang? Dia berjalan menyusuri jalan gelap ini sendiri. Ia melangkah dengan langkah gontai dan tanpa arah tujuan yang jelas. Dia membiarkan kakinya berjalan kemanapun yang kakinya kehendaki.
Tanpa sadar dia sudah berada disebuah makam umum. Kakinya terus melangkah kesebuah nisan yang bertuliskan nama sesorang yang sangat dicintainya meskipun ini sudah 5 tahun berlalu.
“Hai Le, hari ini tanggal 1 Agustus loh artinya udah 9 tahun kita pacaran Le. Happy anniv yang ke-9 ya Le. Gue berharap lo bahagia disana Le. Sekali lagi, happy anniv ya Le.”
Fikapun memasang earphone dan menyetel lagu Dear God. Lalu memejamkan matanya. Ketika masuk ke reff, tiba-tiba saja dia merasa ada yang merangkulnya, menuntunnya untuk menyenderkan kepalanya ke pada dada orang itu, dan melepas earphone kananya. Begitu ia menoleh….
“Leo?”
Leo hanya tersenyum dan menyanyi, diikuti oleh Fika:

 “Dear God, the only thing I ask of you
Is to hold her when I’m not around
When I’m much too far away….
We all need that person who can be true to you
But I left her when I found her
And now I wish I’d stayed
Cause I’m lonely and I’m tired
I’m missing you again, oh no..”

Mereka saling tersenyum dan bernyanyi sampai lagu itu habis. Dear God, please hold her.

THE END
(8 November 2013)