DEAR GOD
Dibuat Oleh : Dian Berdianti
“DOR!” kejut seorang wanita berambut sepunggung, bertubuh kurus,
berparas cantik, dan bersenyum manis pada seorang laki-laki yang sedang duduk
sambil mendengarkan musik di taman kampus.
Laki-laki itu terkejut dan menoleh ke belakang.
“Ck, Fikaa, kebiasaan banget deh…” ucap laki-laki itu kepada wanita yang
mengejutkannya yang rupanya bernama Fika.
Fika malah tertawa kegirangan dan duduk disamping laki-laki itu.
“Ya gak papa dong Leo, aku kan emang iseng dari lahir Lee..” kilah Fika.
Lalu dia tertawa.
“Kalo itu, aku juga tau!” Leo ikut tertawa sambil mengacak-acak rambut
Fika dengan penuh kasih sayang.
“Eh, btw, Leo lagi dengerin apa?” tanya Fika sambil ngeliat ke arah ipod
putih ke silver-silveran milik Leo.
“Dear God.” Jawab Leo singkat.
“Mau dengerin!” pinta Fika dan tanpa persetujuan Leo, Fika mengambil earphone sebelah kiri milik Leo dan Fika
mulai menyanyi sambil menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Leo hanya tersenyum melihat tingkah childish
gadisnya itu. Hanya dengan melihat semua tingkahnya saja sudah dapat membuat
Leo tersenyum bahkan tertawa. Karena bagi Leo, Fika adalah gadis yang selalu
dia inginkan untuk menjadi teman hidupnya. Tapi Leo tau, dia tidak boleh egois
karena menikah dengan Fika sama saja dia ingin membunuh Fika.
“Fika, pulang yok.. Udah sore nih sayang.” Ajak Leo ketika lagu Dear God telah selesai dilantunkan.
“Ayo deh, aku juga udah capek banget hari ini.” Kata Fika yang tiba-tiba
saja sudah merajai ipod Leo.
Leo bangkit berdiri dan berjalan duluan dengan Fika yang ada di
belakangnya membuntuti Leo sambil mendengarkan musik. Leo tau kalau Fika yang
sedang berada di belakangnya sekarang pasti sedang sibuk mengutak-atik ipodnya
maka Leopun sengaja berhenti secara mendadak dan yap, Fika jatuh terjerembab.
“LEOOOOOOO!!!!” seru Fika.
Leo berbalik dan tersenyum manis pada Fika. Lalu berkata, “Apa Fik? Aku
disinii, ngapain kamu teriak kenceng-kenceng?”
Fika bangkit berdiri dan membersihkan bajunya lalu dia mencubit pipi Leo
sekuat tenaga.
“Ah! Fikaaaa sakkiiiittttt!!!” rintih Leo.
“Huh rasain tuh! Makanya jangan
suka iseng pantatku sakit tau!” protes Fika kepada Leo sedangkan Leo malah
sibuk mengusap kedua pipinya yang baru saja dicubit oleh Fika.
Fikapun berjalan duluan ke motor Leo, mengambil helm yang tergantung di
spion motor, dan berdiri di sebelah motor Leo dengan wajah ditekuk seribu
lipatan.
“Hey, jangan ditekuk gitu mukanya. Jelek tau?” goda Leo.
Fika tetap diam tak merespon.
Tiba-tiba saja ide licik terlintas di otak Leo.
Dia memajukan wajahnya kearah Fika persis seperti hendak ingin mencium
Fika, spontan Fika menutup kaca helmya dan itu membuat Leo tertawa
terbahak-bahak.
“LLLLLLLLEEEEEOOOOOOOOO!!!” seru Fika sangkin gemesnya dengan tingkah
pacarnya itu.
“Hahaha udah ah, ayo cepet naik.” Kata Leo yang sudah siap diatas
motornya.
Fikapun naik ke atas motor Leo dan memeluk pinggang Leo. Leopun melajukan
motornya.
Setengah jam kemudian, sampailah mereka
di rumah Fika. Lalu, Fika turun dari motor Leo.
“Makasih ya Le.” Ucap Fika.
“Yap, sama-sama… Sampai ketemu besok ya Fik.” kata Leo.
Fika mengangguk dan masuk ke dalam rumah. Leopun menjalankan motornya
dan pulang.
Malamnya Leo mengirim sms selamat tidur begini
katanya:
“ Selamat malam masa depanku, semoga mimpi indah ya…
Semoga tidur kamu malam ini nyenyak dan semoga malam ini semua rasa lelahmu
sirna dan besok tenaga baru akan menggantikan rasa lelahmu. Jangan tidur
terlalu malam ya cinta, nanti kamu sakit loh :* Good night my little angle.”
Senyum Fika mengembang. 1 pesan singkat dari Leo
yang membuatnya melambung tinggi. Walaupun sudah hampir 4 tahun berpacaran, Leo
masih rutin mengirimkan Fika pesan-pesan singkat seperti ini. Terkadang, Leo
malah menelponnya hanya untuk mengucapkan selamat malam atau untuk menyanyikan
beberapa lagu untuk Fika ketika Fika mengalami isomnia sampai Fika terlelap.
Sebelum berpacaran dengan Fika, Leo adalah
seorang berandal dikampus. Semua orang takut padanya karena Leo tidak
segan-segan untuk memukul siapapun yang berani mencari perkara dengannya. Sudah
banyak korban hasil emosi laki-laki itu.
Semuanya sangat takut padanya selain
Fika. Fika bahkan tidak peduli dengan keberadaan Leo, dia lewat sesuka hatinya,
berbicara sesuka hatinya, dan dia menganggap seperti Leo itu tak kasat mata.
Sedangkan yang lain malah memilih menghindar ketika Leo ada dalam radius 1
meter dari mereka karena mereka takut dipukuli oleh Leo.
Leo melihat keberanian Fika dan langsung
tertarik pada wanita ini. Dia berusaha sekuat tenaga agar Fika menanggapi
setiap kata-katanya. Tapi tak ada
satupun dari ucapannya yang berhasil ditanggapi oleh Fika. Sampai suatu hari,
Leo nekat untuk menembak Fika. Padahal sebelumnya dialah yang selalu ditembak
oleh para wanita.
Saat itu, Fika sedang berjalan kearah parkiran
ketika tiba-tiba Leo mencekal tangannya.
“Maaf, siapa ya?”tanya Fika dengan senyum yang
manis dan wajah yang polos.
“Kamu gak tau aku?!”tanya Leo dengan suara
kaget.
Fika masih mempertahankan senyum manisnya dan
menggeleng.
Leo melihat cewek ajaib ini dengan bingung.
Ternyata dia lewat dihadapannya begitu saja, ngomong dengan temannya sesuka
hati, dan tidak takut dengannya itu bukan karena dia cuek tapi karena dia tidak
mengenal Leo.
Tiba-tiba saja ada tangan yang terulur pada
Leo.
“Aku Fika, kamu siapa?” tanya Fika polos.
“Leo.” Jawab Leo singkat.
“Oh, ada apa ya Leo?”
“Lo mau gak jadi cewek gue?” tembak Leo.
Fika tampak terkejut.
“Boleh aja.” Jawabnya singkat.
Setelah
berpacaran, Fikapun tau Leo bukanlah tipe laki-laki yang perfect yang ada di TV
maupun di novel. Tapi bagi Fika, Leo itu yang paling sepurna diantara laki-laki
yang sepurna. Mengapa begitu? Itu karena dia mau belajar lepas dari rokok
karena tau Fika tidak suka laki-laki perokok, dia mau belajar mengurangi
waktunya untuk bermain PSP untuk belajar agar dipuji oleh Fika, dia mau belajar
lebih care karena dia tau gadisnya terkadang sangat
manja, dan dia mau belajar tidak terlalu bergantung pada orangtua.
Dulu, Leo jauh dari kata “tipe Fika” tapi Leo
yang sekarang adalah Leo yang diinginkan oleh Fika. Leo yang tipe Fika banget.
Hari ini, Fika bertemu lagi dengan Leo seperti hari-hari sebelumnya. Namun
tak seperti biasanya, kali ini, Leo lah yang mencari Fika duluan dan kejadian
ini sangatlah langka. Karen Leo tidak pernah mencari Fika duluan sebelumnya.
“Ada apa Le?” tanya Fika dengan senyuman manis.
“Aku mau ngomong sama kamu Fik, tapi gak disini. Ayo ikut aku.” Leo menarik
tangan Fika ke parkiran tempat dia menembak Fika dulu.
“Ada apa sih Le?” tanya Fika lagi.
“Aku mau kita putus.” Kata Leo tegas dan dengan wajah sedingin es.
“Tapi, apa salahku? Hubungan kita baik-baik kok Le seingetku.” Tanya
Fika dengan mata berkaca-kaca.
“Aku bosen sama kamu. Jadi mulai sekarang kita putus.” Kata Leo lalu dia
membalikkan badan dan meninggalkan Fika disana berdiri terpaku dengan apa yang
baru saja terjadi.
Perlahan namun pasti airmata membanjiri wajah cantik Fika. Dengan segera
Fika berlari keluar kampus dan mencari
taxi yang kosong. Begitu menemukannya, Fika langsung memasuki taxi itu dan
pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Fika membayar sejumlah uang yang tertera di argo
lalu masuk ke dalam rumah.
“Dek, napa lo?” tegur kakaknya Fika, Fani.
Fika tidak memperdulikan Fani dan berlari masuk ke kamarnya yang berada
dilantai dua lalu mengunci diri.
Fani yang melihat adiknya yang seperti itupun tidak ambil diam. Dia
berjalan ke kamar adiknya. Sesampainya didepan kamar adiknya, Fani mengetuk
pintunya pelan.
“Fika kamu kenapa sayang?” tanya Fani pelan.
Tak ada jawaban selain isak tangis.
Fanipun memberikan ruang untuk adiknya menenangkan pikiran terlebih
dahulu.
Hari sudah menjelang malam tapi Fika tak kunjung keluar kamar. Fani kembali mengetuk pintu kamar Fika tapi
tidak ada jawaban sama sekali. Jadi, Fani beranggapan bahwa Fika sudah tidur.
Keesokan harinya Fika juga tak kunjung keluar. Begitupula 2 hari setelah itu.
Entah kenapa tiba-tiba saja Fani teringat akan Leo. Maka Fanipun
mengambil handphonenya dan menelpon
Leo. Pada sambungan ketiga telponnyapun terangkat.
“Halo, Leo?”
“Halo..” bukan suara Leo yang terdengar malah suara seorang wanita.
“Maaf, apa benar ini nomor Leo?” tanya Fani sopan.
“Iya anda benar. Ini kak Fani kakaknya kak Fika ya?” tanya gadis itu.
“Iya maaf ini siapa ya?”
“Ini Leoni kak, adeknya kak Leo.” Jelasnya.
“Oh gitu, Leonya ada?” cari Fani.
“Ada kak, tapi kak Leo udah gak bisa ngangkat telpon lagi.” Jawab Leoni
smbil terisak.
“Loh kenapa gitu? Coba jelasin pelan-pelan.” Kata Fani menenangkan.
“Kak Leo udah meninggal kak, kanker. Besok pagi akan dimakamkan.” Jawab
Leoni pelan.
Mendengar berita itu Fani langsung menyudahi pembicaraan di telpon dan
berlari ke kamar adiknya.
“FIKA! BUKA PINTUNYA! INI PENTING! TENTANG LEO!” kata Fani heboh dan
seketika pintu terbuka.
Wajah adiknya sangat pucat dan baju yang dikenakannya masih sama persis
dengan yang dikenakannya 3 hari yang lalu.
“Fik, kamu yang sabar ya. Dengerin kakak, Fika harus tabah ya dek.
Leo…..” Fani menggantungkan kalimatnya.
“Leo kenapa kak?” tanya Fika dengn suara serak.
“Leo udah dipanggil Tuhan Fik.”
kata Fani dengan nada menyesal.
Mendengar itu Fikapun jatuh terduduk dengan wajah shock.
“Fik, dengerin kakak, Fika harus kuat ya sayang. Sekarang Fika mandi,
siap-siap, terus kakak anterin ke rumah Leo.” Seperti robot, Fika langsung
menuruti perintah itu.
30 menit kemudian, Fika sudah terihat lebih segar dan kembali seperti
Fika kecuali matanya yang terlihat sangat kosong.
Fika bermalam di rumah duka bersama keluarga Leo. Tatapannya benar-benar
kosong seperti manusia tanpa roh.
“Ya? Ada apa?” jawab Fika.
“Ini buat kakak. Titipan dari kak Leo.” Kata Leoni sambil menyarahkan
sebuah kotak pink.
“Makasih ya.”
Fika pun membuka kotak itu isinya ada sebuah Ipod milik Leo dan sepucuk
surat.
Fika membuka surat itu,isinya :
Hai Fikaku, pas kamu baca ini mungkin aku udah gak ada disamping kamu.
Maafin aku ya. Aku bukannya mau ninggalin kamu atau putus sama kamu. Kamu harus
tau kalau aku sayang kamu lebih dari aku sayang diri aku sendiri Fik. Aku mau
yang terbaik buat kamu dan aku mau kamu bahagia.
Maafin aku kalau aku nyakitin kamu. Tapi kamu harus tau kalau aku gak
mau ngeliat kamu nangis. So be happy for me Fik. Berbahagialah sayang,
berbahagialah karena kamu pantas untuk itu.
Jangan bersedih karenaaku ya Fik sayang, jadilah permata yang bersinar
terang seperti biasanya ya cinta.
Oh ya, kenapa aku kasih ipod ini buat kamu, itu karena ipod ini berisi
tenntang kenangan kita. Setelah kamu nerima ipod ini, aku minta tolong cari
folder yang namanya “buat Fika”. Be happy ya Fika sayang,aku bakal ada terus
kok, aku selalu ada di hati kamu sayang.
I Love you Fika, I’ll always love you my future.
Namun ternyata sulit bagiku
Melewatkanmu pergi dari hatiku.
Selalu ingin dekat tubuhmu namun aku tak bisa
Melewatkanmu- Adera
From,
Leo
5 Tahun kemudian.
Seorang wanita berjalan menyusuri jalan sepi dan gelap itu. Sendiri, tak
yang menemani selain heningnya malam, ipod, dan angin sepoi-sepoi yang membawa
pergi harapan dan rasa yang dia miliki. Dengan perasaan kesepian yang teramat dalam.
Biasanya dia tidak pernah sendiri, kemanapun kakinya melangkah pasti ada
seseorang yang menemaninya. Tapi sekarang? Dia berjalan menyusuri jalan gelap
ini sendiri. Ia melangkah dengan langkah gontai dan tanpa arah tujuan yang
jelas. Dia membiarkan kakinya berjalan kemanapun yang kakinya kehendaki.
Tanpa sadar dia sudah berada disebuah makam umum. Kakinya terus
melangkah kesebuah nisan yang bertuliskan nama sesorang yang sangat dicintainya
meskipun ini sudah 5 tahun berlalu.
“Hai Le, hari ini tanggal 1 Agustus loh artinya udah 9 tahun kita
pacaran Le. Happy anniv yang ke-9 ya Le. Gue berharap lo bahagia disana Le.
Sekali lagi, happy anniv ya Le.”
Fikapun memasang earphone dan menyetel lagu Dear God. Lalu memejamkan
matanya. Ketika masuk ke reff, tiba-tiba saja dia merasa ada yang merangkulnya,
menuntunnya untuk menyenderkan kepalanya ke pada dada orang itu, dan melepas
earphone kananya. Begitu ia menoleh….
“Leo?”
Leo hanya tersenyum dan menyanyi, diikuti oleh Fika:
“Dear God, the only thing I ask
of you
Is to hold her when I’m not around
When I’m much too far away….
We all need that person who can be true to you
But I left her when I found her
And now I wish I’d stayed
Cause I’m lonely and I’m tired
I’m missing you again, oh no..”
Mereka saling tersenyum dan bernyanyi sampai lagu itu habis. Dear God,
please hold her.
THE END
(8 November 2013)